
China menyatakan kesiapan untuk membuka kembali jalur negosiasi dagang dengan Amerika Serikat. Namun, Beijing menetapkan satu syarat utama: Washington harus lebih dulu menurunkan tarif impor yang saat ini masih membebani produk-produk asal China. Sikap ini mencerminkan strategi negosiasi China yang ingin menekan AS agar mengambil langkah awal dalam meredakan ketegangan ekonomi yang telah berlangsung sejak era perang dagang dimulai.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Kementerian Perdagangan China dalam konferensi pers mingguan. Ia menegaskan bahwa China bersikap terbuka terhadap dialog konstruktif, tetapi menyayangkan bahwa sebagian besar beban perdagangan justru masih ditanggung oleh eksportir dan pelaku industri di kedua negara. “Kami ingin melihat tindakan konkret, bukan hanya retorika,” tegasnya.
Di pihak lain, AS belum menunjukkan sinyal kuat bahwa mereka bersedia menurunkan tarif secara sepihak. Pemerintahan medusa88 login di Washington masih mempertimbangkan dampak politik dan ekonomi dari setiap keputusan perdagangan. Beberapa pejabat AS menyatakan bahwa tarif tetap menjadi alat tawar penting untuk menekan China dalam isu-isu lain seperti perlindungan kekayaan intelektual dan akses pasar yang lebih adil.
Pelaku usaha dari kedua negara semakin vokal mendorong tercapainya kesepakatan. Asosiasi dagang dan kamar dagang internasional menilai bahwa ketegangan tarif merugikan stabilitas pasokan global dan memperlambat pemulihan ekonomi pascapandemi. Mereka mendesak kedua pemerintahan agar menunjukkan sikap pragmatis.
Dengan menempatkan bola di tangan AS, China tampaknya ingin membalikkan narasi bahwa merekalah pihak yang keras kepala. Jika AS menanggapi secara positif, maka jalan menuju perundingan terbuka lebar. Namun jika tidak, kebuntuan kemungkinan akan terus berlanjut dan menyandera iklim bisnis global.
Apakah strategi ini akan berhasil menekan AS? Ataukah justru memperpanjang ketegangan? Dunia kini menanti langkah pertama dari Washington.