
kabarsatunusantara.com – Pada tanggal 3 Desember 2024, dunia telekomunikasi Indonesia dikejutkan dengan pengunduran diri Dian Siswarini dari posisi Presiden Direktur dan CEO PT XL Axiata Tbk. Pengunduran diri ini terjadi di tengah proses merger antara XL Axiata dan PT Smartfren Telecom Tbk, yang telah memasuki tahap akhir. Meskipun alasan resmi yang diberikan adalah alasan pribadi, penelusuran lebih lanjut mengungkapkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan ini.
Alasan Resmi: Alasan Pribadi
Dalam surat pengunduran dirinya, Dian Siswarini menyatakan bahwa Sbobet88 alasan pengunduran dirinya adalah karena alasan pribadi. Surat dengan nomor 3592/EXT/CSEC/CEOD/2024 ini diterima oleh Corporate Secretary PT XL Axiata Tbk, Ranty Astari Rachman, dan akan berlaku efektif setelah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdekat.
Faktor Lain: Tidak Dilibatkan dalam Proses Merger
Meskipun alasan resmi yang diberikan adalah alasan pribadi, penelusuran dari berbagai sumber mengungkapkan bahwa salah satu alasan utama Dian Siswarini mengundurkan diri adalah karena dia tidak dilibatkan sepenuhnya dalam proses merger antara XL Axiata dan Smartfren. Informasi ini diperoleh dari sumber internal yang menyatakan bahwa Dian tidak masuk dalam kalkulasi dan line-up sebagai calon CEO untuk perusahaan hasil merger (mergeco).
Dampak pada Karyawan: Cuti Massal
Pengunduran diri Dian Siswarini juga memicu reaksi dari karyawan XL Axiata. Pada hari Jumat, 6 Desember 2024, karyawan XL Axiata melakukan cuti massal sebagai bentuk protes terhadap situasi yang terjadi. Serikat karyawan XL Axiata mengunggah foto ilustrasi di akun Instagram mereka dengan tagar #MergerYangBener, menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap proses merger yang sedang berlangsung.
Karier Dian Siswarini di XL Axiata
Dian Siswarini telah menjadi bagian dari XL Axiata sejak tahun 1996 dan menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO sejak tahun 2015. Selama masa kepemimpinannya, Dian berhasil membawa banyak perubahan signifikan bagi perusahaan, termasuk transformasi menjadi operator seluler yang berfokus pada layanan data, peningkatan kualitas jaringan, dan penguatan posisi XL Axiata di pasar telekomunikasi Indonesia.
Proses Merger XL Axiata dan Smartfren
Proses merger antara XL Axiata dan Smartfren telah dimulai sejak pertengahan Mei 2024, dengan kedua perusahaan menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang bersifat tidak mengikat. Proses ini diharapkan akan menemukan hasilnya di akhir tahun 2024. Namun, mundurnya Dian Siswarini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana merger ini akan berlanjut dan siapa yang akan mengisi posisi CEO untuk perusahaan hasil merger.
Kesimpulan
Pengunduran diri Dian Siswarini dari posisi Presiden Direktur dan CEO XL Axiata tidak hanya disebabkan oleh alasan pribadi, tetapi juga karena dia tidak dilibatkan dalam proses merger antara XL Axiata dan Smartfren. Keputusan ini memicu reaksi dari karyawan dan menimbulkan pertanyaan tentang masa depan perusahaan dan proses merger yang sedang berlangsung. Dengan karier yang cemerlang di XL Axiata, pengunduran diri Dian Siswarini menandai berakhirnya satu era kepemimpinan di perusahaan telekomunikasi ini.