kabarsatunusantara.com – Raksasa produsen kaca asal China, Xinyi Group, berencana untuk menanamkan investasi besar di kawasan Rempang Eco City, Batam. Proyek ini diharapkan dapat menarik investasi hingga Rp 381 triliun pada tahun 2080. Namun, rencana ini tidak berjalan mulus karena mendapat penolakan dari masyarakat setempat yang khawatir akan dampak lingkungan dan sosial dari proyek tersebut.
Xinyi Group, berbasis di Hong Kong, adalah salah satu produsen kaca terbesar di dunia. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi kaca apung, kaca mobil, dan kaca arsitektur hemat energi. Xinyi Group menjanjikan investasi sebesar US$11,6 miliar (sekitar Rp174 triliun) untuk pabrik kaca di Rempang, yang diharapkan dapat menciptakan 35.000 lapangan kerja.
Masyarakat lokal, terutama penduduk asli Pulau Rempang, menolak proyek ini karena khawatir akan kehilangan lahan tempat tinggal dan sumber penghidupan mereka. Protes dan bentrokan dengan aparat keamanan telah terjadi, menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi konflik. Masyarakat menuntut agar hak-hak mereka atas tanah dihormati dan tidak digusur untuk kepentingan proyek tersebut.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mendukung penuh rencana investasi Xinyi Group di Rempang. Mereka berargumen bahwa proyek ini akan membawa manfaat ekonomi yang signifikan bagi daerah dan negara. Namun, pemerintah juga menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan hak-hak masyarakat lokal.
Proyek ini diperkirakan akan mengambil alih lahan seluas 2.000 hektare dari total 17.600 hektare yang dikelola oleh PT Makmur Elok Graha (MEG). Selain itu, ada kekhawatiran bahwa proyek ini akan merusak ekosistem lokal dan mengganggu kehidupan masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam.
Rencana investasi Xinyi Group di Rempang Eco City menunjukkan potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menghadapi tantangan besar terkait penolakan masyarakat dan isu lingkungan. Pemerintah harus menemukan cara untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan perlindungan hak-hak masyarakat serta lingkungan. Hanya dengan pendekatan yang bijaksana dan inklusif, proyek ini dapat berhasil dan memberikan manfaat yang diharapkan bagi semua pihak yang terlibat.