
kabarsatunusantara.com – Kejadian tragis yang melibatkan seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial R (20) yang melompat dari lantai 5 apartemen di kawasan Dago, Bandung, pada 19 November 2024, mengundang perhatian luas dari masyarakat. Penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian mengungkap sejumlah temuan mencolok di dalam kamar mahasiswa tersebut, yang memberikan gambaran lebih jelas tentang peristiwa yang terjadi sebelum insiden mengerikan itu.
Peristiwa melompatnya R dari apartemen terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Saksi mata melaporkan mendengar teriakan dari dalam apartemen sebelum mahasiswa tersebut terjun dari jendela. Meskipun R segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, nyawanya tidak dapat diselamatkan. Keluarga dan teman-teman terdekat sangat terkejut dengan insiden ini, mengingat R dikenal sebagai mahasiswa yang aktif dan berprestasi di kampus.
Setelah kejadian, pihak kepolisian melakukan penyelidikan di lokasi dan menemukan beberapa barang yang mencurigakan di dalam kamar R. Temuan ini termasuk:
- Surat Wasiat: Polisi menemukan sebuah surat yang diduga ditulis oleh R. Dalam surat tersebut, terdapat ungkapan perasaan putus asa yang mendalam dan kekecewaan terhadap hidupnya. Surat ini akan menjadi salah satu bukti penting dalam penyelidikan.
- Obat-obatan Terlarang: Di dalam kamar, polisi juga menemukan beberapa jenis obat yang tidak memiliki izin edar. Temuan ini menimbulkan dugaan bahwa R mungkin mengalami masalah kesehatan mental yang serius yang berhubungan dengan penggunaan obat-obatan tersebut.
- Catatan Pribadi: Beberapa catatan pribadi ditemukan di meja belajar R, yang berisi keluhan dan pemikiran negatif tentang kehidupannya, akademis, serta hubungan sosialnya. Catatan ini memberikan gambaran lebih mendalam tentang kondisi mental R sebelum peristiwa tragis tersebut terjadi.
Keluarga R sangat terpukul dengan kejadian ini. Mereka menyatakan bahwa R adalah anak yang ceria dan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda depresi yang serius. Teman-teman R juga mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam dan mengecam stigma seputar kesehatan mental yang sering kali tidak diperhatikan di kalangan mahasiswa.
Insiden ini memicu diskusi yang lebih luas tentang pentingnya kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Banyak yang berpendapat bahwa kampus seharusnya menyediakan lebih banyak dukungan dan sumber daya untuk membantu mahasiswa yang mengalami stres dan masalah mental. Beberapa mahasiswa menyuarakan perlunya program penyuluhan dan konseling yang lebih baik untuk mengatasi masalah ini.
Penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap insiden melompatnya mahasiswa ITB ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang mungkin berkontribusi pada tragedi tersebut. Temuan di dalam kamar R memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi mentalnya dan tantangan yang mungkin dihadapinya.