
kabarsatunusantara.com – Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali meletus dengan dahsyat pada Senin pagi. Erupsi tersebut memuntahkan material vulkanik dalam jumlah besar dan memicu hujan batu yang menghantam sejumlah desa di sekitarnya.
Badan Geologi mencatat kolom abu mencapai ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas puncak. Warga yang tinggal di kaki gunung panik dan segera berlari menyelamatkan diri. Beberapa desa yang terdampak paling parah adalah Desa Boru, Pululera, dan Riangrita. Di sana, warga melaporkan atap rumah rusak akibat terkena batu pijar dan material vulkanik berukuran besar.
Pemerintah daerah bersama tim SAR langsung turun ke lapangan untuk mengevakuasi warga. Mereka juga mendistribusikan masker, selimut, dan logistik darurat. Hingga siang hari, ratusan warga telah mengungsi ke tempat yang lebih aman, sebagian besar ke posko di wilayah Larantuka.
PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) meningkatkan status Gunung Lewotobi ke level Siaga (Level III). Masyarakat diminta menjauhi radius 3 kilometer dari puncak kawah aktif dan mewaspadai potensi awan panas guguran.
Sejumlah penerbangan menuju dan dari Bandara Gewayantana terpaksa dibatalkan karena abu vulkanik mengganggu jarak pandang. Pihak otoritas bandara masih terus memantau situasi untuk menentukan langkah selanjutnya.
Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa, namun kerusakan material cukup signifikan. Warga berharap aktivitas gunung segera mereda agar mereka bisa kembali ke rumah dan memulai pemulihan.