AS Hadapi Tantangan Besar dalam Pengumpulan Data Ekonomi di Tengah Pemotongan Anggaran

AS Hadapi Tantangan Besar dalam Pengumpulan Data Ekonomi di Tengah Pemotongan Anggaran

kabarsatunusantara.com – Pemerintah Amerika Serikat selama ini dikenal menghasilkan data ekonomi dalam jumlah besar yang mencakup setiap sudut kegiatan ekonomi di negaranya. Namun, kemampuan untuk mengumpulkan data ini kini menghadapi ancaman serius, baik dari tantangan jangka panjang maupun dampak kebijakan pemerintahan Trump.

Potensi Krisis Data Ekonomi di AS

Agensi yang bertugas mengumpulkan data untuk Produk Domestik Bruto (PDB), lapangan kerja, inflasi, dan statistik federal lainnya tengah mengalami tekanan berat. Tekanan ini datang dalam bentuk pengurangan anggaran, tingkat respons survei yang menurun, dan pemotongan anggaran federal tambahan. Meskipun demikian, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa keandalan data utama yang menjadi acuan bagi pasar dan pembuat kebijakan terganggu. Namun, tanda-tanda ketegangan mulai terlihat.

Dampak Pengurangan Anggaran dan Kebijakan Terbaru

Pada musim semi ini, Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) menghentikan pengumpulan data Indeks Harga Konsumen di tiga kota berukuran menengah, yaitu Lincoln (Nebraska), Provo (Utah), dan Buffalo (New York). Selain itu, BLS juga menghilangkan perhitungan 350 subindeks dalam Indeks Harga Produsen. Pada bulan Maret, pemerintahan menutup dua panel penasihat eksternal penting yang selama ini memberikan masukan ahli, yakni Federal Economic Statistics Advisory Committee dan Bureau of Economic Analysis Advisory Committee.

Staf yang menangani survei dan pengumpulan data memang biasanya mengalami pergantian tinggi, sehingga pembekuan perekrutan pegawai federal memperparah kekurangan staf. Menurut laporan American Statistical Association tahun lalu, anggaran BLS telah menyusut 19% jika disesuaikan dengan inflasi sejak 2009, dan proposal anggaran tahun 2026 dari pemerintahan Trump berencana memotong lagi sebesar 8%.

Pandangan Para Ahli terhadap Kondisi Ini

Erica Groshen, mantan komisaris BLS, menyatakan bahwa pengurangan anggaran membuat program-program mereka menjadi kurang detail. “Mereka memiliki sumber daya lebih sedikit untuk menjaga tingkat respons survei,” ungkap Groshen yang kini mengajar di Cornell University. Di sisi lain, pemerintah mengusulkan penggabungan BLS, Bureau of Economic Analysis (BEA), dan Biro Sensus menjadi satu badan statistik tunggal. Beberapa mantan pejabat menganggap gagasan ini memiliki alasan yang kuat.

Jed Kolko, mantan wakil sekretaris urusan ekonomi di Departemen Perdagangan, mengatakan, “Kalau merancang dari awal, kita mungkin akan membuat satu departemen statistik yang menggabungkan sebagian besar atau seluruh badan statistik pemerintah federal.” Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan penggabungan itu tergantung pada sumber daya dan independensi badan tersebut, bukan sekadar perubahan struktur organisasi.

Bintang tinju Gervonta Davis ditangkap di Miami atas tuduhan penyerangan
Berita Celebrity

Bintang tinju Gervonta Davis ditangkap di Miami atas tuduhan penyerangan

kabarsatunusantara.com – Petinju kelas ringan WBA, Gervonta “Tank” Davis, kembali menjadi sorotan bukan karena aksinya di ring tinju, tetapi karena kasus hukum yang menjeratnya. Davis, 30 tahun, ditangkap oleh pihak berwenang di Miami Beach, Florida pada Jumat pagi, dengan tuduhan pelanggaran ringan berupa kekerasan fisik terhadap mantan kekasihnya. Insiden tersebut terjadi hampir sebulan sebelumnya, tepatnya […]

Read More
5 Negara Ini Pusing Karena Mata Uangnya Terlalu Kuat
Berita

5 Negara Ini Pusing Karena Mata Uangnya Terlalu Kuat

kabarsatunusantara.com – Aneh Tapi Nyata! 5 Negara Ini Pusing Karena Mata Uangnya Terlalu Kuat. Sejumlah mata uang utama global mengalami penguatan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) sepanjang tahun 2025. Meski di satu sisi mencerminkan optimisme ekonomi dan stabilitas, di sisi lain hal ini menimbulkan tantangan besar bagi sektor ekspor dan industri dalam negeri. Euro […]

Read More
Indonesia Mengirimkan Bantuan 10.000 Ton Beras Sebagai Simbol Solidaritas Kepada Palestina
Berita

Indonesia Mengirimkan Bantuan 10.000 Ton Beras Sebagai Simbol Solidaritas Kepada Palestina

Indonesia kembali Link Alternatif Medusa88 menunjukkan komitmennya dalam memberikan dukungan dan solidaritas kepada rakyat Palestina melalui pengiriman bantuan kemanusiaan berupa 10.000 ton beras. Bantuan tersebut merupakan wujud nyata kepedulian dan dukungan moral serta materiil Indonesia terhadap Palestina yang selama ini menghadapi berbagai tantangan, khususnya dalam bidang pangan dan kesejahteraan sosial. Langkah ini sekaligus memperkuat posisi […]

Read More