Lost and Found – Fotografer Anti-Apartheid yang Mengarahkan Lensanya ke Amerika Hitam

Lost and Found – Fotografer Anti-Apartheid yang Mengarahkan Lensanya ke Amerika Hitam

Ernest Cole adalah fotografer penting dalam sejarah Afrika Selatan dan dunia, terkenal karena karya-karyanya yang menggambarkan kehidupan sehari-hari di bawah rezim apartheid. Setelah berjuang melawan sistem rasis tersebut, Cole memperluas jangkauannya, memfokuskan perhatiannya pada kehidupan orang kulit hitam di Amerika Serikat. Karya terkenalnya, “House of Bondage,” menunjukkan ketidakadilan sosial, kekerasan, dan penderitaan yang dialami orang kulit hitam di Afrika Selatan. Perjalanan hidupnya mengungkapkan peran fotografi dalam perjuangan melawan penindasan.

Kehidupan Awal dan Perjuangan di Afrika Selatan

Ernest Cole lahir pada tahun 1940 di Afrika Selatan, pada masa penuh ketegangan politik. Sebagai pria kulit hitam, ia hidup dalam sistem apartheid yang diskriminatif. Cole yang memiliki bakat fotografi memutuskan untuk menggunakannya sebagai alat untuk merekam ketidakadilan tersebut.

Pada awal kariernya, Cole bekerja di berbagai surat kabar, tetapi ia merasa dibatasi oleh pengaruh pemerintah apartheid. Keinginannya untuk mendokumentasikan kehidupan orang kulit hitam yang hidup dalam kemiskinan dan diskriminasi mendorongnya untuk menciptakan karya-karya berani. Dalam buku “House of Bondage” yang diterbitkan pada 1967, Cole menampilkan penderitaan dan ketidaksetaraan orang kulit hitam di bawah apartheid.

Buku ini tidak hanya berani karena fotonya, tetapi juga karena Cole harus bersembunyi setelah penerbitan buku tersebut. Pemerintah Afrika Selatan menganggapnya sebagai ancaman dan memaksanya meninggalkan negara. Keputusan ini membuka babak baru dalam karier fotografi Cole.

Perjalanan ke Amerika Serikat

Setelah meninggalkan Afrika Selatan, Cole melanjutkan perjuangannya mendokumentasikan ketidakadilan rasial di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat. Pada 1970-an, Cole tiba di New York City dan mengarahkan kameranya ke kehidupan orang kulit hitam di Amerika.

Amerika Serikat saat itu juga dilanda ketegangan rasial, dengan gerakan hak sipil yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Martin Luther King Jr. dan Malcolm X. Cole menggunakan fotografi untuk menunjukkan penderitaan komunitas kulit hitam, tidak hanya dalam aspek sosial tetapi juga budaya dan identitas.

Lewat lensanya, Cole menangkap kehidupan sehari-hari orang kulit hitam di Harlem dan foto-foto aktivis hak sipil. Ia menampilkan kekuatan dan ketahanan komunitas ini dalam berbagai situasi, mulai dari anak-anak yang bermain hingga pekerja yang berjuang untuk kehidupan lebih baik.

Warisan dan Kehidupan Setelah Kehilangan

Karya-karya Cole di Amerika jarang dipublikasikan, namun tetap menunjukkan semangat yang sama seperti karyanya di Afrika Selatan. Sayangnya, Cole tidak mendapatkan pengakuan internasional yang layak ia terima selama hidupnya. Ia meninggal pada 1990, meninggalkan dunia seni dengan warisan kuat yang tak terlupakan.

“Ernest Cole: Lost and Found” adalah penghormatan terhadap karya-karyanya yang lebih dari sekadar dokumentasi; karya-karya itu menginspirasi perubahan dan menunjukkan bahwa fotografi adalah alat perjuangan hak asasi manusia. Cole bukan hanya fotografer, tetapi juga pahlawan budaya yang menggunakan lensanya untuk mengungkapkan ketidakadilan dan memperjuangkan kemanusiaan di dua benua.

Bintang tinju Gervonta Davis ditangkap di Miami atas tuduhan penyerangan
Berita Celebrity

Bintang tinju Gervonta Davis ditangkap di Miami atas tuduhan penyerangan

kabarsatunusantara.com – Petinju kelas ringan WBA, Gervonta “Tank” Davis, kembali menjadi sorotan bukan karena aksinya di ring tinju, tetapi karena kasus hukum yang menjeratnya. Davis, 30 tahun, ditangkap oleh pihak berwenang di Miami Beach, Florida pada Jumat pagi, dengan tuduhan pelanggaran ringan berupa kekerasan fisik terhadap mantan kekasihnya. Insiden tersebut terjadi hampir sebulan sebelumnya, tepatnya […]

Read More
5 Negara Ini Pusing Karena Mata Uangnya Terlalu Kuat
Berita

5 Negara Ini Pusing Karena Mata Uangnya Terlalu Kuat

kabarsatunusantara.com – Aneh Tapi Nyata! 5 Negara Ini Pusing Karena Mata Uangnya Terlalu Kuat. Sejumlah mata uang utama global mengalami penguatan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (USD) sepanjang tahun 2025. Meski di satu sisi mencerminkan optimisme ekonomi dan stabilitas, di sisi lain hal ini menimbulkan tantangan besar bagi sektor ekspor dan industri dalam negeri. Euro […]

Read More
Indonesia Mengirimkan Bantuan 10.000 Ton Beras Sebagai Simbol Solidaritas Kepada Palestina
Berita

Indonesia Mengirimkan Bantuan 10.000 Ton Beras Sebagai Simbol Solidaritas Kepada Palestina

Indonesia kembali Link Alternatif Medusa88 menunjukkan komitmennya dalam memberikan dukungan dan solidaritas kepada rakyat Palestina melalui pengiriman bantuan kemanusiaan berupa 10.000 ton beras. Bantuan tersebut merupakan wujud nyata kepedulian dan dukungan moral serta materiil Indonesia terhadap Palestina yang selama ini menghadapi berbagai tantangan, khususnya dalam bidang pangan dan kesejahteraan sosial. Langkah ini sekaligus memperkuat posisi […]

Read More