kabarsatunusantara.com – Pada tanggal 14 Oktober 1066, sebuah pertempuran monumental yang dikenal sebagai Pertempuran Hastings mengubah jalannya sejarah Inggris selamanya. Pertempuran ini bukan hanya sebuah konfrontasi militer, tetapi juga sebuah titik balik yang menentukan nasib bangsa Inggris. Dalam artikel ini, kita akan menyelami latar belakang pertempuran, jalannya peristiwa, serta dampaknya yang meluas bagi sejarah Inggris.
Latar Belakang Historis
Pada tahun 1066, Inggris berada dalam keadaan ketidakpastian politik yang mendalam. Raja Edward yang Pemaaf, penguasa Inggris saat itu, meninggal dunia tanpa mewariskan ahli waris yang jelas. Persaingan untuk takhta Inggris segera memanas, dengan tiga kandidat utama muncul untuk mengklaim tahta tersebut:
- Harold Godwinson – Adik ipar Edward dan kepala keluarga Godwinson yang kuat di Inggris. Harold diangkat sebagai raja oleh Dewan Witan (dewan penasihat Inggris) setelah kematian Edward.
- William dari Normandia – Juga dikenal sebagai William Sang Penakluk, Duke dari Normandia. William mengklaim bahwa Edward telah menjanjikan kepadanya tahta Inggris, dan dia memutuskan untuk menuntut klaim tersebut dengan kekuatan militer.
- Harald Hardrada – Raja Norwegia yang juga memiliki klaim terhadap tahta Inggris, didukung oleh sekutu Inggris, Tostig Godwinson, saudara dari Harold Godwinson.
Jalannya Pertempuran
Pertempuran Hastings dimulai pada pagi hari tanggal 14 Oktober 1066, ketika pasukan William dari Normandia mendarat di pesisir selatan Inggris dekat Hastings. Harold Godwinson, yang baru saja memimpin pasukannya melawan invasi Norwegia di Pertempuran Stamford Bridge, harus segera menghadapi ancaman Normandia.
William memanfaatkan taktik yang cerdik untuk mengalahkan pasukan Anglo-Saxon. Salah satu strategi utamanya adalah penggunaan panah dan serangan berkuda yang membuat pasukan Harold kewalahan. William juga mengerahkan taktik tipu daya, termasuk membuat pasukannya berpura-pura mundur, hanya untuk menyerang kembali ketika pasukan Harold mengejar mereka.
Selama pertempuran, Harold Godwinson terbunuh, menurut legenda oleh panah yang menembus matanya. Kematian Harold mengakibatkan kekacauan dalam barisan Anglo-Saxon, dan William akhirnya memperoleh kemenangan.
Dampak dari Pertempuran Hastings
Kemenangan William dari Normandia di Pertempuran Hastings membawa perubahan besar bagi Inggris. Berikut adalah beberapa dampak utama dari pertempuran ini:
- Penaklukan Normandia: William, yang kemudian dikenal sebagai William Sang Penakluk, dinyatakan sebagai Raja Inggris pada hari Natal 1066. Penaklukan ini mengakhiri kekuasaan Anglo-Saxon dan memulai era baru di bawah kekuasaan Normandia.
- Perubahan Sosial dan Politik: William mendistribusikan tanah kepada para pengikutnya, yang mengubah struktur kepemilikan tanah di Inggris. Ini mengarah pada sistem feodal yang baru, di mana bangsawan Normandia menjadi penguasa tanah utama.
- Pengaruh pada Bahasa dan Budaya: Penaklukan Normandia membawa pengaruh bahasa Prancis ke Inggris, yang berkontribusi pada evolusi bahasa Inggris modern. Bahasa Inggris Old dan Norman Perancis bergabung, menghasilkan bahasa Inggris Tengah.
- Dokumentasi dan Administrasi: William memerintahkan pencatatan dan pemetaan wilayah Inggris melalui Domesday Book, sebuah sensus yang membantu dalam administrasi dan pemungutan pajak.
Kesimpulan
Pertempuran Hastings adalah sebuah peristiwa yang mengguncang Inggris pada tahun 1066 dan menandai akhir dari periode Anglo-Saxon serta awal era Normandia. Kemenangan William Sang Penakluk membawa perubahan besar yang memengaruhi segala aspek kehidupan di Inggris, dari struktur sosial hingga bahasa dan budaya. Dengan mempelajari Pertempuran Hastings, kita mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana peristiwa ini membentuk sejarah Inggris dan dampaknya yang masih terasa hingga hari ini.