
kabarsatunusantara.com – Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto, menyampaikan pernyataan menarik soal pengelolaan utang Indonesia. Dalam sebuah forum publik, ia menegaskan bahwa Indonesia lebih disiplin dalam mengatur utang dibandingkan banyak negara di Eropa.
Prabowo tidak menampik bahwa Indonesia memiliki utang. Namun, ia menekankan pentingnya melihat konteks dan cara pengelolaannya. Menurutnya, pemerintah Indonesia selama ini menjaga rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tetap dalam batas aman. “Banyak negara maju di Eropa justru memiliki rasio utang yang jauh lebih tinggi, bahkan di atas 100 persen dari PDB mereka,” ujar Prabowo.
Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran sebagian masyarakat tentang beban utang negara yang terus meningkat. Prabowo berusaha menenangkan publik dengan menjelaskan bahwa utang negara digunakan untuk investasi produktif, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Ia juga menegaskan bahwa disiplin fiskal tetap menjadi prioritas pemerintah.
Menurut data Kementerian Keuangan, per akhir 2023, rasio utang Indonesia masih berada di bawah 40 persen dari PDB. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara seperti Italia, Yunani, atau bahkan Prancis. Prabowo menilai hal ini sebagai bukti bahwa Indonesia tidak gegabah dalam berutang.
Ia juga mengajak masyarakat untuk melihat utang sebagai alat pembangunan, bukan sekadar beban. “Utang bukan hal yang salah, asalkan kita kelola dengan tanggung jawab dan transparansi,” tegasnya.
Melalui pernyataan ini, Prabowo tampaknya ingin memperkuat citra Indonesia sebagai negara berkembang yang tetap menjaga disiplin fiskal. Di tengah ketidakpastian global, ia mendorong optimisme bahwa Indonesia bisa tumbuh dengan fondasi keuangan yang sehat.