
kabarsatunusantara.com – Institut Teknologi Bandung (ITB) akhirnya angkat bicara setelah nama kampusnya terseret dalam polemik penangguhan studi seorang mahasiswi yang membuat meme bertema Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Meme tersebut sempat viral di media sosial dan memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk publik dan tokoh politik.
Dalam pernyataan resminya, pihak ITB menegaskan bahwa keputusan penangguhan studi mahasiswi tersebut tidak terkait langsung dengan isi meme atau pilihan politik yang bersangkutan. Mereka menjelaskan bahwa proses penanganan dilakukan sesuai dengan aturan internal kampus, termasuk kode etik mahasiswa.
ITB menyampaikan bahwa pihaknya selalu menjunjung tinggi kebebasan berekspresi, namun tetap meminta seluruh civitas akademika mematuhi etika akademik dan norma yang berlaku. Dalam kasus ini, ITB mengaku sudah menjalankan prosedur administratif dan memberi ruang klarifikasi kepada yang bersangkutan sebelum mengambil keputusan.
Lebih lanjut, pihak kampus mengingatkan bahwa mahasiswa sebagai bagian dari institusi pendidikan tinggi memiliki tanggung jawab moral dan sosial atas setiap tindakannya, baik di dalam maupun di luar kampus. ITB juga menegaskan komitmennya untuk tetap menjadi ruang dialog yang terbuka dan menjunjung nilai demokrasi, namun tetap dalam koridor hukum dan etika.
Kasus ini memicu perdebatan luas mengenai batas kebebasan berekspresi di lingkungan kampus. Banyak warganet mempertanyakan apakah tindakan ITB mencerminkan tekanan politik atau murni pertimbangan etika internal. Meski begitu, ITB meminta masyarakat untuk tidak menyebarkan spekulasi dan tetap menunggu klarifikasi resmi berdasarkan fakta.
Polemik ini menjadi pengingat bahwa di era digital, setiap unggahan dapat berdampak besar—termasuk terhadap kehidupan akademik dan masa depan seseorang.