
KABARSATUNUSANTARA.COM – Los Angeles, salah satu kota metropolitan terbesar di Amerika Serikat, kembali menjadi pusat demonstrasi besar-besaran terkait isu imigrasi. Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah kelompok pro dan kontra kebijakan imigrasi federal turun ke jalan untuk menyuarakan pendapat mereka, memicu ketegangan sosial yang meningkat di sejumlah titik di kota ini. Menanggapi situasi tersebut, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Los Angeles mengeluarkan imbauan kepada seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah tersebut untuk tetap waspada dan menghindari lokasi-lokasi demonstrasi.
Latar Belakang Demonstrasi
Gelombang demonstrasi yang terjadi dipicu oleh rencana pemerintah federal untuk memperketat kebijakan imigrasi, termasuk peningkatan deportasi bagi imigran tidak berdokumen dan pembatasan visa kerja. Kebijakan ini menuai protes keras dari kelompok aktivis, organisasi hak asasi manusia, dan komunitas imigran yang menilai langkah tersebut tidak manusiawi dan diskriminatif.
Sebaliknya, kelompok pendukung kebijakan imigrasi yang lebih ketat juga menggelar aksi mereka sendiri, menekankan pentingnya keamanan perbatasan dan kepatuhan terhadap hukum imigrasi. Konfrontasi antara dua kubu ini berpotensi memicu kerusuhan, seperti yang terjadi di beberapa titik di pusat kota Los Angeles dan wilayah sekitar MacArthur Park.
Imbauan KJRI Los Angeles
KJRI Los Angeles merilis pernyataan resmi pada awal pekan ini yang menyatakan keprihatinan atas eskalasi demonstrasi dan potensi kerusuhan yang menyertainya. Dalam pernyataannya, KJRI mengimbau agar WNI:
- Menghindari lokasi-lokasi unjuk rasa, terutama yang dilaporkan berpotensi menjadi pusat kerusuhan.
- Memantau informasi dari otoritas lokal, seperti LAPD (Los Angeles Police Department), melalui media sosial dan kanal resmi.
- Menghubungi KJRI melalui nomor darurat jika mengalami situasi genting atau membutuhkan bantuan.
Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Saud Purwanto Krisnawan, dalam keterangannya menyampaikan bahwa keselamatan dan keamanan WNI adalah prioritas utama. “Kami terus memantau perkembangan situasi dan siap memberikan bantuan kepada WNI yang terdampak,” ujarnya.
Kekhawatiran Komunitas Indonesia
Sebagian besar dari mereka adalah pelajar, pekerja migran, maupun pemilik usaha kecil yang menggantungkan hidup dari stabilitas sosial dan ekonomi kota.
Beberapa anggota komunitas menyatakan kekhawatirannya terhadap situasi saat ini. Linda, seorang mahasiswa pascasarjana di UCLA, mengaku membatasi aktivitas di luar rumah sejak akhir pekan lalu. “Saya biasanya naik metro ke kampus, tapi sekarang lebih memilih berkendara sendiri untuk menghindari pusat kota,” katanya.
Sementara itu, Rico, seorang pengusaha restoran di daerah Koreatown, mengatakan bahwa penurunan jumlah pelanggan terasa signifikan sejak demonstrasi dimulai. “Beberapa pelanggan takut keluar rumah, apalagi kalau mereka tahu ada aksi massa di sekitar sini,” ujarnya.
Peran Diaspora dan Solidaritas Komunitas
Grup WhatsApp komunitas, media sosial, hingga pertemuan daring dimanfaatkan untuk membahas langkah-langkah antisipatif. “Kami mendorong semua warga Indonesia untuk tetap tenang, waspada, dan saling membantu. Jangan terprovokasi oleh isu-isu yang beredar tanpa verifikasi,” ujarnya. Untuk informasi lebih lanjut atau bantuan darurat, WNI dapat menghubungi hotline KJRI Los Angeles di +1 (213) 590-8095.