
KABARSATUNUSANTARA.COM – Bulan Juni 2025 mencatat momen penting dalam evolusi layanan internet global dan berdampak pada internet yang ada di Indonesia semua kawasan yang ada di Indonesia : Elon Musk menghubungi Presiden Lebanon, Joseph Aoun, membicarakan peluang untuk membawa Starlink—layanan internet satelit milik SpaceX—masuk ke pasar Lebanon. Inisiatif ini mendapatkan respons positif dari pemerintah, namun juga memicu kekhawatiran dari beberapa pihak yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap penyedia layanan lokal dan keamanan data.
Latar Belakang Panggilan
Pada Kamis, 26 Juni 2025, Elon Musk menelepon Presiden Aoun dan menyatakan ketertarikannya untuk memperluas kehadiran perusahaannya di sektor telekomunikasi Lebanon, khususnya lewat Starlink. Presiden Aoun menyambut baik inisiatif tersebut, sekaligus mengundang Musk untuk mengunjungi Beirut pada kesempatan pertama .
Panggilan ini bukan langkah spontan, melainkan kelanjutan dari pembicaraan yang telah berlangsung antara Starlink dan sejumlah pejabat tinggi Lebanon, termasuk kunjungan Sam Turner—Global Director of Licensing and Development Starlink—ke Beirut beberapa minggu sebelumnya. Turut hadir dalam pertemuan itu adalah Duta Besar AS, Lisa Johnson, yang memberikan kesan mendalam dalam proses negosiasi.
Potensi Keuntungan untuk Lebanon
Lebanon saat ini berada pada peringkat salah satu negara dengan kecepatan internet paling rendah di kawasan. Infrastruktur telekomunikasi yang sudah menua—berbasis TPM berbasis kabel dan jaringan seluler—sulit mengimbangi permintaan dan perkembangan digital.
Starlink menawarkan solusi internet cepat melalui satelit Low Earth Orbit (LEO) dengan kecepatan tinggi dan latensi rendah, yang menjanjikan peningkatan layanan bagi sektor industri, pendidikan, perbankan, dan pemerintahan. Salah satu pihak di parlemen bahkan menyebut bahwa Lebanon semakin dekat untuk masuk ke “service waitlist” Starlink, mengindikasikan progres nyata dalam pembicaraan.
Ekonomi Lebanon yang rapuh, yang masih dalam tahap pemulihan pasca konflik dan krisis finansial, akan sangat diuntungkan. Internet yang lebih stabil dapat menggerakkan investasi asing, mendorong ekonomi digital, dan memperluas akses layanan publik.
Tantangan Regulasi & Oposisi
Namun, rencana ini tidak berjalan mulus. Beberapa penyedia internet lokal – termasuk Ogero, Alfa, dan Touch—mengajukan keberatan keras, karena khawatir akan kehilangan sekitar 25% pelanggan mereka apabila Starlink dipasarkan secara bebas.
Lebih lanjut, terdapat kekhawatiran soal kerahasiaan data dan kedaulatan digital nasional. Undang-undang Lebanon mewajibkan trafik internet internasional melalui lembaga negara, sementara teknologi satelit dapat melewati pengawasan tersebut . Beberapa pihak meminta agar portofolio lisensi disertai dengan syarat lokal—seperti server yang berada di tanah Lebanon dan peran negara dalam pengawasan operasional .
Parlemen dan komite telekomunikasi menegaskan, izin resmi baru bisa dikeluarkan setelah dibentuknya Otoritas Telekomunikasi independen, yang hingga kini belum terbentuk .
Perspektif Warga Sipil
Di kalangan warga, rencana ini cukup populer—khususnya di forum-forum online. Sejumlah pengguna Reddit menyatakan frustrasi terhadap monopoli internet di Lebanon dan kondisi akses yang buruk:
“I don’t care if Ogero wants a cut, but why f*ck over Lebanese people who just want a backup plan for connectivity in the event of all‑out war.”
Beberapa juga menyoroti potensi teknologi ini menyelamatkan negara di masa konflik:
“If Starlink is allowed in Lebanon, I’d move back tomorrow.… Starlink + solar panels, I could do my job in Canada from my small town in Lebanon.”
Namun, ada juga catatan skeptis soal biaya yang tinggi dan akses yang belum tentu tersedia untuk masyarakat luas:
“Individuals are unlikely to benefit from Starlink services due to their high cost… basic equipment … USD 350–500 … subscription USD 42–56/month.”
Langkah Selanjutnya
Proses birokrasi di Lebanon bergerak lambat. Presiden Aoun menyatakan dukungan penuh dengan menyediakan kemudahan regulasi, namun tantangan internal masih besar.
Signifikansi Global
Masuknya Starlink ke pasar Lebanon sejalan dengan strategi globalnya. Setelah India dan Lesotho, Starlink terus memperluas jangkauan ke negara-negara dengan kebutuhan digital tinggi dan infrastruktur internet terbatas. Lebanon menjadi bagian dari misi ini—memberikan akses internet yang lebih baik dan berkontribusi terhadap transformasi digital negara.
Namun keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah untuk menyeimbangkan kepentingan pihak lokal, menjaga kedaulatan data, dan mengelola aspek legal serta teknis lisensi. Jika semua unsur ini berhasil dipenuhi, Starlink bisa menjadi jawaban atas degradasi internet Lebanon, sekaligus membuka pintu untuk pertumbuhan ekonomi dan konektivitas baru.
Kesimpulan
Panggilan Elon Musk kepada Presiden Lebanon menandai babak baru dalam usaha membawa Starlink ke negara itu. Dengan dukungan politik dari tingkat tertinggi, dan sambutan positif dari beberapa sektor, peluang untuk terwujudnya layanan ini semakin nyata. Namun, tantangan dari penyedia lokal, regulasi ketat, dan kekhawatiran soal biaya dan data masih membayangi. Bagaimanakah Lebanon akan menavigasi kompleksitas ini? Masa depan digital Lebanon ada di tangan kesepakatan antara visi global dan kebutuhan lokal.