Sejarah Asal – Usul Gelap Hari Valentine

Asal – Usul Gelap Hari Valentine – Hari Valentine adalah waktu untuk merayakan romansa, cinta, dan kesetiaan. Namun, asal muasal festival permen dan dewa asmara ini sebenarnya gelap, berdarah — dan sedikit membingungkan. Meskipun tidak seorang pun dapat memastikan asal muasal hari raya ini secara pasti, satu tempat untuk memulainya adalah Roma kuno. Dari tanggal 13 hingga 15 Februari, orang-orang Romawi merayakan pesta Lupercalia. Para pria mengorbankan seekor kambing dan seekor anjing, lalu mencambuk para wanita dengan kulit binatang yang baru saja mereka sembelih.

Sejarah Asal - Usul Gelap Hari Valentine

Kaum romantis Romawi “mabuk. Mereka telanjang,” kata Noel Lenski, yang sekarang menjadi profesor studi agama di Universitas Yale, kepada NPR pada tahun 2011. Wanita muda akan berbaris agar para pria memukul mereka, kata Lenski. Mereka percaya hal ini akan membuat mereka subur. Pesta brutal itu meliputi undian perjodohan di mana para pemuda mengambil nama-nama wanita dari sebuah toples. Pasangan itu kemudian akan, um, dipasangkan selama festival berlangsung – atau lebih lama, jika pasangannya cocok. Bangsa Romawi kuno mungkin juga bertanggung jawab atas nama hari kasih sayang modern kita. Kaisar Claudius II mengeksekusi dua orang pria — keduanya bernama Valentine — pada tanggal 14 Februari di tahun yang berbeda pada abad ketiga. Kemartiran mereka dihormati oleh Gereja Katolik dengan perayaan Hari St. Valentine.

Asal – Usul Gelap Hari Valentine

Kemudian, Paus Gelasius I mengacaukan segalanya pada abad kelima dengan menggabungkan Hari St. Valentine dengan Lupercalia untuk menyingkirkan ritual-ritual pagan. Namun, festival tersebut lebih merupakan interpretasi teatrikal dari apa yang pernah ada. Lenski menambahkan, “Itu lebih merupakan pesta mabuk-mabukan, tetapi orang-orang Kristen mengenakan pakaian lagi. Itu tidak menghentikannya menjadi hari kesuburan dan cinta.” Sekitar waktu yang sama, orang Norman merayakan Hari Galatin. Galatin berarti “pencinta wanita.” Mungkin pada suatu waktu, hari itu tertukar dengan Hari St. Valentine, sebagian karena kedengarannya mirip.

Bagaimana Cokelat Menjadi Pendamping Manis (Tapi Tidak Begitu Polos) di Hari Valentine Seiring berjalannya waktu, hari raya ini semakin manis. Chaucer dan Shakespeare meromantisirnya dalam karya mereka, dan hari raya ini menjadi populer di seluruh Inggris dan seluruh Eropa. Kartu kertas buatan tangan menjadi tanda mata di Abad Pertengahan. Akhirnya, tradisi ini merambah ke Dunia Baru. Revolusi Industri menandai dimulainya pembuatan kartu ucapan buatan pabrik pada abad ke-19. Dan pada tahun 1913, Hallmark Cards dari Kansas City, Mo., mulai memproduksi kartu ucapan valentine secara massal. Sejak saat itu, Februari tidak lagi sama.

“Ini bukan pertunjukan perintah,” katanya. “Jika orang tidak mau membeli kartu Hallmark, kartu itu tidak akan dibeli, dan Hallmark akan gulung tikar.” Perayaan Hari Valentine terus berlanjut, dengan berbagai cara. Banyak orang yang menghabiskan banyak uang untuk membeli perhiasan dan bunga bagi orang terkasih. Ada yang merayakannya dengan cara SAD (Hari Kesadaran Lajang), makan malam sendirian dan makan cokelat hasil pemberian sendiri — sementara yang lain akan mencari cara untuk berdamai dengan status lajang di tengah masyarakat yang menginginkan semua orang berpasangan.

dpr-minta-penegakan-hukum-tegas-atas-grup-facebook-yang-langgar-norma-sosial
Uncategorized

DPR Minta Penegakan Hukum Tegas atas Grup Facebook yang Langgar Norma Sosial

kabarsatunusantara.com – Saat ini, perhatian publik tertuju pada sebuah grup Facebook yang menuai kontroversi akibat pembahasan hubungan inses. Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia menuntut langkah tegas dari pihak kepolisian untuk menindak tegas anggota grup tersebut. Kecaman dari Komisi III DPR Komisi III DPR, yang bertanggung jawab atas bidang hukum dan hak asasi […]

Read More
Bahasa Daerah Terancam Punah Upaya Pelestarian Terus Dilakukan
Uncategorized

Bahasa Daerah Terancam Punah Upaya Pelestarian Terus Dilakukan

Bahasa merupakan warisan budaya yang sangat penting bagi setiap kelompok masyarakat. Di Indonesia, yang dikenal sebagai negara dengan kekayaan budaya luar biasa, terdapat lebih dari 700 bahasa daerah yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Sayangnya, seiring perkembangan zaman dan dominasi bahasa nasional serta global, banyak bahasa daerah yang terancam punah. Ancaman ini menjadi perhatian serius […]

Read More
Analisis Pasar dan Pariwisata India 2025: Peluang dan Tantangan
Uncategorized

Analisis Pasar dan Pariwisata India 2025: Peluang dan Tantangan

India pada tahun 2025 menunjukkan dinamika ekonomi dan sektor pariwisata yang menarik, dengan peluang pertumbuhan yang signifikan sekaligus tantangan yang harus dihadapi. Artikel ini akan menguraikan kondisi pasar dan industri pariwisata India di tahun 2025, serta mengidentifikasi peluang dan hambatan yang ada. Kondisi Pasar India 2025 Ekonomi India sedang mengalami fase pertumbuhan yang didorong oleh […]

Read More